loading...

Tuesday, September 18, 2012

Jalan-jalan Menyusuri Sungai Pami

wisatawan Inggris, Belgia dan Amerika

Minggu lalu, saya mengantar tiga orang wisatawan asing menyusuri Sungai Pami. Mereka adalah Russ (Amerika Serikat), Simon (Inggris) dan Sofie (Belgia). Kami melakukan trekking selama satu hari penuh menyusuri hutan hujan tropis dan Daerah Aliran Sungai Pami. Sungai ini terletak di pinggir Manokwari - ibukota Provinsi Papua Barat dengan kampung Inggramui sebagai titik awal penjelajahan. Tour sungai dan hutan ini cukup berat sehingga para peserta harus memiliki stamina tubuh yang bagus.
Sewaktu berjalan menyusuri sungai, kami melihat sejumlah burung Taun-taun (Blyth's hornbills) yang bentangan sayapnya mungkin mencapai 1,5 meter. Suara kepakan sayap mereka terdengar di udara saat terbang di sela-sela pohon tropis yang tumbuh di kedua sisi sungai. Mereka seperti pesawat kecil yang lincah bermanuver di hutan Papua. Kami juga melihat kakaktua putih (sulphur crested cockatoo) yang mengeluarkan teriakan seperti orang menjerit beberapa kali di balik dahan pohon ketika melihat kami berjalan melawan arus sungai.
Setelah berjalan selama 4 jam, akhirnya kami tiba di tempat perkemahan wisatawan yang dibuat khusus oleh para pemburu di tengah hutan. Kami beristirahat selama kurang lebih 1 jam untuk memulihkan tenaga yang banyak terkuras di sepanjang perjalanan. Hujan deras yang menerpa kami sangat mempengaruhi kecepatan langkah kami. Syukurlah saat berada di sungai, tidak terjadi banjir. Hanya saja, baju dan berbagai barang yang tersimpan di dalam tas ikut terendam air. Jam 4 sore, kami berangkat lagi menuju Zona Papua. Dan tiba di sana jam 6.30. Para peserta tur kembali ke Swiss Belhotel jam 7 malam. Meskipun nampak kelelahan, wisatawan-wisatawan asing tersebut menyatakan bahwa mereka sungguh puas dengan penjelajahan hutan tersebut.
Program eko-wisata ini dibuat untuk memperkenalkan keindahan alam hutan hujan tropis di Kabupaten Manokwari kepada siapa saja yang ingin melihat atau mengalaminya. Di samping itu, program tersebut membantu sejumlah anak-anak Papua mendapat pekerjaan sebagai pemandu, tukang masak, porter dan penjaga keamanan. Saya berharap, eko-wisata di daerah ini bisa berkembang dan memberi manfaat positif bagi masyarakat luas dan juga pada pelestarian alam.
Selama ini baru wisatawan asing yang kebanyakan datang ke Papua Barat sedangkan wisatawan Indonesia masih kurang. Artikel ini ditulis dalam bahasa Indonesia dengan harapan agar semakin banyak wisatawan Indonesia mau mengenal Papua atau yang dulunya disebut Irian Jaya. Anda harus sehat secara fisik jika ingin mengambil tur sehari penuh ini. Gunakan sepatu air (yang biasanya dipakai oleh para penyelam) untuk berjalan di air. Sepatu olahraga yang tahan air juga bisa dipakai. Silahkan menghubungi saya lewat e-mail peace4wp@gmail.com untuk rincian perjalanan (itinerary) dan biayanya. oleh Charles Roring

No comments:

Post a Comment