loading...

Wednesday, November 14, 2012

Cinderamata dari Manokwari


Wisatawan Rusia sedang melihat-lihat ukir-ukiran kayu karya seniman Papua Niko Asaribab di Manokwari. Souvenir ini sangat laku dibeli oleh wisatawan asing dari Eropa, Amerika dan Australia.
Wisatawan yang telah menghabiskan waktu selama beberapa hari berkeliling hutan dan pulau-pulau di Manokwari tentu tidak akan melewatkan kesempatan untuk berbelanja cinderamata buat sahabat, keluarga atau teman kantor. Cinderamata atau souvenir yang dijual di kota Manokwari diproduksi oleh beberapa seniman Papua dan bisa langsung dibeli di rumah mereka. Berikut ini adalah nama para seniman yang bisa dikunjungi oleh turis-turis:

  • Lucky Kaikatui - seniman ini belajar di Institut Kesenian Jakarta. Lukisan yang dihasilkannya berukuran besar dan cocok bagi wisatawan yang benar-benar ingin mengoleksi lukisan Papua yang berkualitas. Media yang digunakan adalah cat minyak di atas kanvas. Lucky Kaikatui tinggal di Jalan Brawijaya, belakang SMP Katholik Manokwari.
  • Marice Fonataba - Perempuan Papua yang satu ini ahli dalam membuat kain tenun katun, gelang serta tas yang terbuat dari anyaman daun tikar. Ibu Marice Fontataba juga memproduksi kalung dan ikat kepala yang terbuat dari manik-manik. Salah satu produk yang sangat sumit pembuatannya adalah sireo atau rok yang terbuat dari manik-manik dan hanya dikenakan oleh para gadis Serui dalam upacara adat atau penyambutan orang-orang penting yang berkunjung ke kampung. Alamatnya adalah di kompleks Missi, belakang Gereja Katholik St. Agustinus, Jl. Brawijaya. Warga biasa memanggilnya Mama Fatie.

  • Joseph Awom - Seniman yang bertubuh tinggi ini tinggal di Jalan Merdeka tepatnya di samping toko Suri Bakery. Keahlian beliau adalah membuat ukir-ukiran yang terbuat dari kayu. Kualitas karya seni yang dibuatnya bagus dan halus sehingga layak untuk dibeli. Patung dan relief yang terbuat dari kayu yang beliau buat banyak yang dikoleksi oleh wisatawan asing terutama yang datang dari Rusia, Amerika Serikat, dan Belanda. 
  • Niko Asaribab - Seniman ukir yang prolifik ini dalam membuat berbagai ukir-ukiran selalu bertemakan budaya Papua. Patung korwar yang diukirnya dulu merupakan bagian identitas budaya masyarakat Biak Numfor. Karya-karyanya bisa dilihat di rumahnya di dekat Pelabuhan Anggrem Manokwari. 
  • Bert Suruan - Seniman Papua ini membuat lukisan-lukisan yang bertemakan kehidupan asli masyarakat Papua yang masih tradisional. Media yang digunakannya adalah cat air di atas kertas. Rumahnya tepat di belakang rumah bapak Niko Asaribab yang telah saya sebutkan di atas. Lukisan-lukisan Bert Suruan juga telah dikoleksi oleh sejumlah wisatawan asing yang berasal dari Eropa. 
  • Ester Kereway - Seniman yang biasa dipanggil Mama Rambut Putih rajin memproduksi souvenir yang dibuat dari limbah kerang-kerangan yang telah dikonsumsi dagingnya. Souvenir buatannya tersebut cocok sekali sebagai cinderamata untuk acara pernikahan. Ibu Kereway adalah salah satu seniman senior di Manokwari yang telah memamerkan produk kerajinan tangannya hingga ke beberapa negara di luar negeri.
Untuk info selengkapnya tentang Seniman Manokwari, silahkan download brosur berikut:

Bila Anda adalah salah satu calon wisatawan yang hendak berkunjung di Manokwari, jangan lupa untuk mengunjungi seniman-seniman Papua yang telah saya sebutkan tersebut dan membeli karya seni yang mereka buat. Setiap pembelian souvenir yang Anda lakukan telah secara langsung membantu upaya kami untuk melestarikan budaya Papua. oleh Charles Roring/ E-mai: peace4wp@gmail.com


No comments:

Post a Comment