loading...

Saturday, March 9, 2013

Pengamatan Burung di Bali

oleh Charles Roring
Bali sebagai destinasi wisata terpopuler di Indonesia memiliki sejumlah spesies yang unik dan langka. Salah satu yang paling terkenal adalah Jalak Bali. Sebagian besar bulunya berwarna putih dengan pinggiran mata yang berwarna biru. Ujung ekornya berwarna hitam. Saya sempat melihat burung itu di dalam sangkar ketika mengunjungi museum Antonio Blanco. Karena populasinya yang sedikit sekali, peluang untuk melihatnya di alam terbuka sangatlah kecil. Jalak Bali disebut juga Bali Starling atau Bali Myna. Nama Latinnya adalah Leucopsar Rothschildi. Selama melakukan kegiatan pengamatan burung di Pulau Dewata ini, saya berhasil memotret seekor burung yang dalam bahasa Inggris disebut Scaly Breasted Munia. Warna sayapnya coklat dengan bagian dada dan perut menyerupai sisik ikan yang berwarna hitam putih. Untuk memotretnya, saya memakai kamera digital bermerek Nikon Coolpix P-500. Kamera ini bukan tipe D-SLR. Saya membelinya karena kekuatan zoom yang dimilikinya bisa mencapai 36 kali dengan focal range setara dengan 22,5 - 810 mm dalam format lensa 35 mm. Versi terbaru yang cocok untuk pemotretan burung adalah Nikon P520. Kamera ini merupakan pilihan termurah untuk para pencinta burung yang tidak memiliki cukup anggaran untuk membeli kamera D-SLR dengan lensa telefoto. 
Saya juga berhasil memotret Spotted Dove (Streptopelia chinensis), dan Cattle Egret (Bubulcus ibis). Ada juga spesies lain yang berhasil saya lihat tapi tidak bisa diidentifikasi dengan mudah karena saya tidak berhasil memotretnya. Pengidentifikasian burung saya lakukan dengan menggunakan buku A Photographic Guide to the Birds of Indonesia karya Morten Strange. 
Kegiatan pengamatan burung merupakan olah raga yang menyehatkan karena setiap orang yang melakukannya perlu berjalan kaki di daerah pegunungan yang masih memiliki pepohonan hijau dalam jumlah yang banyak. Kegiatan pengamatan burung dengan naik sepeda motor atau mobil sangatlah tidak disarankan karena suara kendaraan bermotor akan menyebabkan burung menjadi kaget dan terbang. Di daerah pinggiran sekitar Ubud, pengamatan burung bisa dilakukan menggunakan sepeda gunung. Selain bisa melihat dan memotret burung, para pengamat akan menghirup udara segar dari pegunungan serta menikmati pemandangan alam yang berguna untuk mengurangi stress. 
Burung memiliki peran yang sangat penting bagi keseimbangan ekosistem. Setiap hari burung menyebar bijih dari buah-buahan yang dimakannya. Burung juga merupakan predator bagi berbagai jenis serangga dan ulat yang merusak tanaman para petani meskipun ada juga sejumlah spesies yang digolongkan sebagai hama bagi tanaman padi. Burung-burung pantai yang memakan ikan menyediakan berton-ton pupuk bagi tanaman setiap tahunnya dari kotoran mereka. Jika burung-burung di dunia punah semua, ekosistem dunia akan pincang dan menuju kehancuran. Semoga hal tersebut tidak pernah terjadi.

No comments:

Post a Comment