loading...

Tuesday, February 19, 2013

Melihat Daerah Pertanian di Minahasa

Dataran tinggi Minahasa dilihat dari Bukit Kasih  - foto oleh Charles Roring
Dataran tinggi Minahasa merupakan kawasan pertanian yang subur. Meskipun dewasa ini sektor pariwisata di Sulawesi Utara memberikan kontribusi yang signifikan bagi Pendapatan Asli Daerah, sektor pertanian tetap memegang peranan yang penting sekali dalam penyediaan lapangan kerja. 
Selama berkunjung ke sana, saya menghabiskan banyak waktu untuk melihat kebun-kebun rakyat yang ditanami berbagai jenis komoditas pertanian. Luas dataran Minahasa tergolong kecil dibandingkan Papua ataupun Kalimantan, tapi penduduk di daerah ini bisa dibilang ulet dalam mengolah lahan pertanian mereka. Sayur seperti wortel, kol, kacang merah dan buncis kerap diekspor ke kedua pulau besar tersebut untuk mengisi kekurangan pasokan sayur di pasar-pasar tradisionalnya. Hal ini bisa dilihat ketika saya melakukan perjalanan dari Sonder ke Rambunan.  Di kedua sisi jalan, saya melihat kebun pepaya, vanili dan areal persawahan.
Sawah Terasering dan Cengkih di Sonder - foto oleh Charles Roring
Tidaklah mengherankan jika harga bahan makanan di Minahasa cukup terjangkau. Memasuki Desa Rambunan, saya bisa melihat pohon aren berjejer di pinggir jalan. Petani aren secara teratur memanjat pohon aren di pagi dan di sore hari untuk mengambil niranya. Nira adalah bahan baku utama dalam pembuatan gula merah. Gula merah yang diproduksi di kampung Rambunan sangat terkenal kualitasnya. Rasanya manis dan kristalnya bersih. Gula merah merupakan bahan pemanis alami yang banyak dipakai dalam bermacam-macam makanan khas Sulawesi Utara. 
Daerah pertanian lainnya di Minahasa yang saya kunjungi adalah Kawangkoan, Langowan dan Ratahan. Kebun sayur, jagung dan kacang tanah mendominasi wilayah Kawangkoan. Di Langowan, hamparan sawah yang subur indah sekali dipandang mata. Di Sonder, petani memelihara ikan mas dan mujair di kolam-kolam yang memanjang di pinggir kali. Rumah-rumah makan dengan hidangan ikan mujair goreng atau mujair bakar ramai dikunjungi wisatawan yang datang dari kota Manado. 
Warung-warung kecil di Minahasa banyak yang menawarkan tinutuan sebagai hidangan sarapan pagi. Saya suka menikmatinya. Selain rasanya yang lezat, tinutuan mengandung banyak serat dan vitamin.
Karena Minahasa merupakan dataran tinggi, suhu udara di wilayah ini cukup sejuk di malam hari. Di Ratahan dan dataran rendah lainnya di Sulawesi Utara, tanaman kelapa menjadi komoditas andalan. Kebanyakan buah-buah kelapa yang dipanen setiap tiga bulan kemudian dikeringkan secara alami dengan bantuan sinar matahari. Masyarakat sering menjemurnya di pekarangan rumah mereka. Ada juga yang menjemurnya di jalan raya yang sebelumnya dialasi dengan terpal plastik. Setelah kering, kopra kemudian dibawa ke Bitung untuk diproses menjadi minyak goreng oleh Perusahaan Minyak Bimoli. Indusri pembuatan minyak goreng skala rumah tangga dapat ditemukan di hampir semua kampung yang ada di Minahasa.
Setelah berkeliling daerah-daerah pertanian Minahasa saya jadi tertarik untuk menjadi petani. Sayang sekali, sampai sekarang, cita-cita itu belum tercapai. Semoga suatu saat, hal tersebut bisa terlaksana. oleh Charles Roring/peace4wp@gmail.com

No comments:

Post a Comment