loading...

Wednesday, March 18, 2020

Mengapa Wisatawan Ke Raja Ampat?

Sejak tahun 1990an wisatawan mulai berkunjung ke Raja Ampat. Dari tahun ke tahun, jumlah mereka bertambah banyak. Apa yang menarik di kabupaten kepulauan ini sehingga menyebabkan wisatawan mau ke sana? Jawabannya adalah sebagai berikut:
Keindahan Alamnya - Informasi di wikipedia menyebutkan bahwa ada lebih dari 1.500 pulau di Raja Ampat. Pulau yang besar antara lain Waigeo, Salawati, Misool dan Batanta. Ada juga gugusan pulau-pulau karang yang biasa disebut karst. Di internet, ketika kita mengetik Raja Ampat di mesin pencari Google, Bing atau Yandex, kita akan melihat gambar pemandangan alam bahari yang indah sekali. Pulau-pulau kecil yang ditutupi vegetasi hijau, dan dihiasi pantai pasir putih dan lautan biru merupakan salah satu daya tarik alam yang membuat banyak wisatawan domestik maupun manca negara yang ingin ke sana. Beberapa karst yang terkenal adalah Piaynemo, Wayag, Kabui, Insouduwer (laguna ikan) sekitar Pulau Waigeo serta Davalen, Dapunlol, dan Motnikalet di Kepulauan Misool.
Kabui karst di Pulau Waigeo Raja Ampat  foto oleh: Charles Roring
Kabui Karst di Raja Ampat
Keanekaragaman Hayati Terumbu Karang - Raja Ampat memiliki banyak sekali kawasan terumbu karang tempat hidup berbagai jenis ikan dan satwa laut lainnya. Halaman tentang Raja Ampat di Wikipedia menyebutkan bahwa ada 1.508 species ikan, 537 spesies koral, dan 699 spesies moluska. Ini adalah salah satu daya tarik utama bagi para wisatawan yang ingin menikmati aktivitas snorkeling, freediving dan scubadiving.
Ikan nemo badut di Terumbu Karang Raja Ampat
Ikan Nemo di Terumbu Karang Raja Ampat
Flora dan Fauna di Hutan Tropis - Pulau-pulau tropis di Raja Ampat masih ditutupi hutan hujan yang lebat. Ada banyak satwa yang tinggal di dalamnya. Mulai dari kepiting kenari yang tinggal di pesisir pantai hingga burung Cendrawasih Merah dan Cendrawasih Wilson atau juga bunga anggrek kelinci Dendrobium antennatum. Wisatawan pengamat burung semakin banyak yang berkunjungg ke Raja Ampat. Mereka ke sana untuk melihat burung  tropis seperti:
  • Spice Imperial Pigeon
  • Moustached Treeswift
  • Singing Starling
  • Jagal Papua
  • Swallow-Kayu Dada Putih (White-breasted Woodswallow)
  • Willy Wagtail
  • Elang Laut Perut Putih (White-bellied Sea Eagle)
  • Elang Brahminy (Brahminy Kite)
  • Mina Muka Kuning (Yellow-faced Myna)
  • Kakaktua Raja (Palm Cockatoo)
  • Kakaktua Putih (Sulphur-crested Cockatoo)
  • Nuri Bayan (Eclectus Parrot)
  • Kumkum (Pinon Imperial Pigeon)
  • Kumkum Putih (Pied Imperial Pigeon)
  • Raja Udang Pantai (Beach Kingfisher)
  • Raja Udang Paruh Kuning (Yellow-bellied Kingfisher)
  • Raja Udang Surga Umum (Common Paradise Kingfisher)
  • Kukabara Perut Merah Bata (Rufous-bellied Kookaburra)
  • Taun-taun (Blyth's Hornbill)
  • Mimic Meliphaga
  • Gagak Torres (Torresian Crow)
  • dan lain-lain
Burung Cendrawasih Wilson (Cicinnurus respublica)
Burung Cendrawasih Wilson
Keunikan Budaya - Masyarakat Papua yang tinggal di Raja Ampat memiliki adat istiadat yang unik. Kehidupan mereka sebagai nelayan dapat tercermin dalam berbagai gambar, motif ukiran yang mereka buat dalam berbagai perkakas kerja,  pagar, pintu dan dinding rumah maupun pintu gerbang kampung. Mereka memiliki tari-tarian dan baju adat yang menarik. 
Tarian penyambutan tamu di Raja Ampat
Penyambutan Tamu di Raja Ampat
Apakah Anda ingin berlibur ke Raja Ampat
Banyak hal yang bisa dilihat di Raja Ampat seperti keindahan alam karst, ikan yang berwarna-warni di terumbu karang, flora dan fauna di hutan tropis serta masyarakatnya yang ramah. Yang perlu dibawa ketika ke Raja Ampat:
  • Baju yang sesuai dengan iklim tropis dan suasana pantai seperti baju kaos berwarna cerah, celana pendek, sandal, topi
  • Minyak atau losyen pelindung kulit dari sengatan matahari
  • Minyak atau losyen anti nyamuk
  • Jika Anda ingin berenang dan snorkeling bawalah kostum renang, alat snorkeling (seperti masker, pipa napas atau snorkel, dan fin renang) Anda bisa beli di tokopedia atau lazada dengan kata kunci snorkeling set.
  • Jika Anda ingin memotret ikan dan terumbu karang, bawalah kamera yang tahan air seperti Nikon W300, atau kamera aksi seperti yang bermerek Gopro.
  • Jika Anda ingin menonton burung dan satwa liar di hutan, saya sarankan agar Anda membawa teropong dan kamera. Yang harganya terjangkau antara lain binocular Visionking 10×42mm dan kamera Canon SX50HS atau Nikon Coolpix P600 atau spesifikasi yang di atasnya.
Jika Anda tertarik untuk ke Raja Ampat dan membutuhkan seorang pemandu guna mengatur perjalanan Anda, silahkan menghubungi saya (Charles Roring) lewat email ke: peace4wp@gmail.com atau WA: +6281332245180.

Baca juga:

Tuesday, February 25, 2020

Burung Kumkum Papua

Ada beberapa jenis burung kumkum Papua yang dikenal umum di masyarakat. Salah satu yang terkenal adalah kumkum kelabu. Burung ini hidup di hutan hujan tropis Papua dari dataran rendah hingga ke kawasan pegunungan rendah. Nama ilmiahnya adalah Pinon Imperial Pigeon (Ducula pinon).
Burung Kumkum Kelabu (Pinon Imperial Pigeon)
Burung Kumkum Kelabu
Rata-rata melodi suara burung kumkum tidak serumit burung Jagal Papua yang juga dikenal dengan sebutan Hooded Butcherbird. Masyarakat lokal menembak burung kumkum dengan panah atau menjeratnya untuk dimakan. Maraknya perdagangan senapan angin di Papua membuat aktivitas perburuan burung kumkum kelabu semakin tinggi. Hal ini tentunya mengakibatkan terjadinya penurunan populasi kumkum kelabu dan berbagai spesies burung tropis lainnya yang menjadi sasaran pemburu.
Spesies lain yang gampang dilihat masyarakat adalah burung kumkum putih. Bahasa Inggrisnya Pied Imperial Pigeon. Burung ini banyak terdapat di pulau Waigeo di Raja Ampat. Terkadang burung kumkum putih sering terlihat bertengger di pohon yang sarat buah di tepi pantai.
Burung Kumkum Putih di Pulau Waigeo Raja Ampat
Burung Kumkum Putih
Karena sebagian besar hutan di wilayah Raja Ampat termasuk dalam kawasan konservasi maka segala jenis burung yang hidup di dalamnya dilindungi baik oleh pemerintah dan warga setempat. Wisata pengamatan burung di Papua menjadi salah satu sektor penggerak perekonomian masyarakat.
Merpati Hias - Beautiful Fruit Dove
Merpati Hias (Beautiful Fruit Dove)
Ada juga burung Kukum Knob yang dalam bahasa Inggris disebut Spice Imperial Pigeon. Burung ini hidup di pulau-pulau kecil yang bertebaran di Kepulauan Raja Ampat. Burung ini ukurannya mirip dengan kumkum kelabu tetapi memiliki tonjolan di atas pangkal paruhnya. Saya sering melihat burung kumkum spice ini saat memandu wisatawan ke Raja Ampat. Karena burung kumkum suka bertengger di dahan pohon yang tinggi maka untuk melihatnya, kita perlu menggunakan spotting scope atau teropong (binoculars).
Hutan Papua adalah kawasan yang sangat kaya dengan berbagai spesies burung tropis baik yang berbulu indah, dan bersuara merdu. Dewasa ini aktivitas wisata pengamatan burung semakin didukung oleh pemerintah sebagai salah satu cara untuk menciptakan lapangan kerja sekaligus membantu masyarakat dalam melestarikan hutannya.
Jika Anda tertarik untuk berkunjung ke Papua Barat untuk nonton burung, silahkan menghubungi saya (Charles Roring) dengan email ke: peace4wp@gmail.com atau whatsapp: +6281332245180.

Friday, November 15, 2019

Wisata Nonton Burung Surga di Hutan Papua

Wisata pengamatan burung Cendrawasih kuning
Burung Cendrawasih
Hutan hujan tropis Papua adalah habitat alami bagi berbagai jenis burung surga seperti Burung Surga Raja atau King Bird of Paradise; Burung Cendrawasih Kuning Kecil atau Lesser Birds of Paradise serta Toowa Cemerlang atau Magnificent Riflebird.  Burung-burung ini menjadi target utama bagi para wisatawan yang suka dengan aktivitas penjelajahan hutan, pengamatan burung dan satwa liar. 
Burung surga yang saya sebutkan di atas memiliki warna bulu yang indah serta bisa menari di dahan pohon. Biasanya mereka aktif di pagi hari dari jam 6 sampai 9 pagi serta di sore hari dari jam 3 sampai 5 sore. 
Ada beberapa lokasi pengamatan yang kerap dikunjungi oleh wisatawan di Provinsi Papua Barat. Dua di antaranya adalah Hutan Susnguakti di Manokwari serta hutan Ayapokiar di Pegunungan Tambrauw. 
Wisatawan yang hendak mengamati burung Cendrawasih biasanya membawa teropong (binocular). Untuk memotret burung di pepohonan yang tinggi, mereka membawa kamera yang dilengkapi lensa telefoto. 
Karena burung cendrawasih adalah satwa yang dilindungi oleh undang-undang maka para wisatawan tidak diperkenankan untuk membeli/ memburu burung tersebut. 
Selain burung surga atau burung cendrawasih, wisatawan yang menjelajahi hutan hujan tropis Papua bisa juga melihat spesies burung lain seperti:
  • Kakaktua Putih (Sulphur-crested Cockatoo)
  • Kakaktua Raja (Palm Cockatoo)
  • Eclectus Parrot
  • Luri Kepala Hitam (Black-capped Lory)
  • Raja Udang Paruh Kuning (Yellow-billed Kingfisher)
  • Raja Udang Biru Hitam (Blue-black Kingfisher)
  • Jagal Papua (Hooded Butcherbird). Burung ini, ketika sedang menyanyi, memiliki suara yang merdu sekali.
  • Parrot Pipi Merah (Red-cheeked Parrot), dan masih banyak lagi.
Ketika menjelajah hutan, para wisatawan hendaknya dipandu oleh pramuwisata setempat atau warga kampung yang mengerti benar tentang kondisi hutan tersebut. Jas hujan, tas yang berisi makanan ringan, biskuit, air minum serta lotion anti nyamuk perlu dibawa. 
Agar biaya perjalanan per orang menjadi lebih murah, ada baiknya jika wisatawan datang dalam jumlah sekitar 4 orang supaya biaya transportasi, bahan makanan dan jasa pemandu menjadi lebih murah. 
Semoga setelah membaca artikel pendek ini, Anda menjadi semakin tertarik dengan wisata pengamatan burung surga di Papua. 

Baca juga:

Thursday, July 25, 2019

Wisata Snorkeling di Raja Ampat

Foto bawah laut terumbu karang dan ikan di Pulau Waigeo
Terumbu karang di Raja Ampat
Raja Ampat adalah destinasi wisata bahari yang sudah terkenal di seluruh dunia. Para wisatawan yang berkunjung ke sana, kebanyakan ingin menikmati kegiatan snorkeling atau selam skuba di pulau-pulau tropis yang bertaburan di seantero kepulauan Raja Ampat.
Karena selam skuba memerlukan lisensi khusus maka banyak wisatawan Indonesia yang memilih snorkeling untuk bisa melihat keindahan terumbu karang, ikan yang berwarna-warni serta hewan laut lainnya seperti cacing pohon natal atau bintang laut.

Sunday, July 21, 2019

Jalan Kaki Menyehatkan Tubuh Kita

Olah raga yang murah dan menyehatkan adalah jalan kaki
Jalan kaki di hutan Papua
Saya sering jalan kaki baik saat bekerja mengantar wisatawan atau ketika sedang berolah-raga. Karena pekerjaan saya adalah seorang pramuwisata maka saya terkadang harus mengantar tamu di hutan atau di jalan-jalan sepi yang ada pepohonannya. Tujuan utama dari kegiatan jalan di alam atau di tepi hutan adalah untuk mengamati burung. Jika saya atau wisatawannya melihat burung di pepohonan maka kami akan berhenti sejenak untuk mengamatinya dengan binoculars atau dengan spotting scope. Kadang-kadang saya harus memotret burung itu dan mengidentifikasi nama spesiesnya.

Sunday, July 7, 2019

Wisata Nonton Burung di Waigeo Raja Ampat

Burung Bidadari Waigeo
Burung Surga Merah (Paradisaea rubra)
Tadi pagi subuh, saya dan 2 orang wisatawan Amerika, Bpk. Bruce and Ibu Paige Harvey berangkat dari bandara internasional Sultan Hasanuddin Makassar ke kota Sorong di Provinsi Papua Barat. Jam 03.30, kami naik pesawat Bombardier CRJ 1000 Next Generation yang dioperasikan oleh maskapai Garuda. Pelayanan di dalam pesawat sangat bagus. Nasi ayam yang masih hangat dan puding yang disajikan kepada para penumpang sangatlah lezat. Setelah tiba, kami masih singgah sebentar di hotel Swissbel untuk menikmati sarapan. Saya memilih buah melon, dan semangka serta jus buah guava sebagai menu utama karena saya perlu meningkatkan data tahan tubuh. Buah-buah itu mengandung Vitamin B6, Vitamin C, dan Vitamin K serta zat besi, mangan dan magnesium yang diperlukan tubuh untuk menjaga stamina agar tetap prima.
Setelah itu, kami berangkat menuju Waisai dengan kapal cepat. Waktu tempuh adalah sekitar dua jam. Pada mulanya cuaca cukup cerah dan laut tenang. Saat kapal mendekati pulau Waigeo, laut mulai bergelombang dan kapal terasa bergoyang agak kuat. Untung saja tidak lama kemudian kami merapat di pelabuhan. Staff Raja Ampat Dive Resort (RADAR) sudah menunggu di dermaga untuk menjemput kami. 
Tujuan utama kami ke Raja Ampat adalah untuk menonton burung. Oleh karena itu, segera setelah menaruh tas di kamar, saya sudah siap di lobi resort untuk memandu mereka. Ternyata hanya Ibu Paige yang ingin sekali untuk menonton burung tropis Papua. Bapak Bruce lebih memilih beristirahat sambil membaca buku di pelataran resort yang menghadap ke laut.
Helmetted Friarbird
Helmetted Friarbird
Saya membawa laser pointer, spotting scope, binocular dan buku panduan lapangan: Birds of New Guinea karangan Thane K. Pratt dan Bruce Beehler. Kami mulai berjalan sepanjang pantai ke arah timur. Kurang dari 3 menit, kami sudah mendengar suara wus... wus... wus... di antara pepohonan tinggi. Ternyata dua ekor burung taun-taun (Blyth's hornbill) terbang meninggalkan dahan tempat mereka bertengger setelah mendengar suara kami. 
Kami pun terus berjalan sepanjang tepian pantai yang mulai berubah komposisinya menjadi lebih berbatu-batu. Di udara tiba-tiba saja kami melihat dua ekor burung, yang kecil berwarna hitam bernama Willie Wagtail dan yang lebih besar sayapnya coklat adalah Brahminy Kite. Willie Wagtail sedang mengejar atau mengusir Brahminy Kite. Mungkin sang Willie Wagtail yang bertubuh kecil berusaha untuk melindungi anaknya dari serangan sang predator. Saat menyusuri jalan setapak menuju jalan raya, kami melihat Helmetted Friarbird dan Oriental Dollarbird. Ada juga beberapa ekor kakaktua jambul kuning (Sulphur-crested Cockatoo) yang berteriak-teriak dari cabang pohon yang tinggi di kejauhan. Untuk melihat mereka, saya memasang spotting scope. 
Para pengendara sepeda motor memberi sapaan "Hello Mester" kepada kami. Ada beberapa anak Papua yang sedang duduk di rumah kebun yang terletak di sebuah bukit di pinggir jalan. Rumah kebunnya belum selesai - masih berupa rangka dan lantai kayu. Saya dan ibu Paige singgah sejenak. Ada pohon mangga dan beberapa pohon lainnya di sekitar rangka rumah tersebut. Kami beristirahat sambil menikmati hembusan angin dan bayangan teduh yang disediakan oleh pohon-pohon di sekitar kami. Ibu Paige memberitahuku bahwa di depan kami, di pucuk bambu yang berada di lereng bukit, ada seekor burung yang bertengger dengan tenang. Ukurannya kecil. Saya mengangkat binocular untuk melihatnya. Ternyata itu adalah burung White-breasted Wood-Swallow. Burung-burung seperti Eastern Osprey, Eclectus Parrot, terbang cepat di sela-sela pohon. Sepuluh menit kemudian, kami sudah mulai lagi berjalan, di puncak bukit kami melihat burung Oriental Dollarbird. Suhu udara semakin terasa panas dan kami tidak membawa air minum. Akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke resort. Masih di dekat puncak bukit ada pohon yang berbuah lebat. Ukuran buahnya kecil seperti kelereng serta kebanyakan berwarna merah. Beberapa ekor burung hinggap di pohon itu. Ternyata mereka adalah Hooded Butcherbird yang sangat terkenal dengan suaranya yang merdu. Warnanya hitam dan putih serta warna paruh yang abu-abu.
Sulphur-crested Cockatoo (kakaktua jambul kuning)
Kakaktua Jambul Kuning
Setelah tiba di Raja Ampat Dive Resort, kami beristirahat selama 2 jam. Sore harinya, pada pukul 17.00, kami jalan birding lagi. Ada sejumlah spesies tambahan yang berhasil kami lihat seperti sepasang Pinon Imperial Pigeon yang lagi bersayang-sayangan di ujung cabang pohon, serta Rufuous-bellied Kookaburra yang indah sekali. Sayapnya biru, dada dan perutnya berwarna merah. Paruhnya putih. Ketika matahari telah hilang dari cakrawala, kami pun bersiap-siap pulang. Seekor Kakaktua Raja (Palm Cockatoo) terbang ke arah barat, seakan memberi tanda bahwa sebentar lagi malam segera tiba. Kami pun pulang ke resort dengan hati senang.
Hari berikutnya, kami melakukan penjelajahan hutan di pagi hari mulai dari jam 05.00 hingga jam 11.00. Kami berhasil melihat burung Cendrawasih Merah (Paradisaea rubra). Orang menyebutnya juga burung Bidadari Raja Ampat.

Saturday, July 6, 2019

Bandara Sultan Hasanuddin Makassar

Bandara Internasional Sultan Hasanuddin
Bandara Sultan Hasanuddin
Saat ini saya sedang berada di Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin di kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. Sebenarnya bandara ini terletak di Kabupaten Maros. Di zaman orde baru, nama kota Makassar adalah Ujung Pandang. Nama Sultan Hasanuddin diambil dari seorang pahlawan nasional Indonesia yang berjuang melawan penjajah Belanda.
Bandara Internasional Sultan Hasanuddin adalah salah satu lapangan terbang tersibuk di kawasan tengah dan timur Indonesia. Maskapai penerbangan nasional seperti Garuda, Sriwijaya, Batik, Lion Air, Wings, yang menerbangkan pesawatnya di sini.

Tuesday, January 9, 2018

Surabaya Kota Dagang yang Semakin Hijau

Surabaya
Ini adalah pemandangan jalan raya di kota Surabaya saat dilihat dari lantai 26 Hotel Papilio. Nampak ada banyak pepohonan hijau yang tumbuh. Selama masa pemerintahan ibu Risma, program penghijauan kota nomor dua terbesar di Indonesia tersebut gencar dilaksanakan. Taman-taman kota juga ditambah untuk menghadirkan suasana Surabaya yang ramah terhadap warganya.
Kota Surabaya adalah kota perdagangan yang penting di Indonesia. Berbagai komoditas perkebunan seperti kopra, cengkih, kopi dan kakao yang berasal dari Indonesia Tengah dan Timur dikirim ke kota itu untuk diproses lebih lanjut. Sebaliknya produk manufaktur, mesin dan bahan-bahan konstruksi dikapalkan dari kota ini ke seluruh wilayah di Indonesia.

Monday, December 11, 2017

Wisata Pengamatan Burung di Pulau Waigeo

Waigeo adalah salah satu pulau besar di Kepulauan Raja Ampat. Daerah ini merupakan daerah tujuan wisata pengamatan burung yang penting di Papua Barat. Ada beberapa spesies yang menjadi daya tarik utama bagi wisatawan. Beberapa di antaranya adalah Cendrawasih Merah, dan Cendrawasih Wilson. Sebenarnya masih ada banyak spesies burung yang bisa dilihat di pulau tersebut seperti Hooded Butcherbird, Pinon Imperial Pigeon, Blyth's Hornbill, Rufous-bellied Kookaburra, Beach Kingfisher serta Olive-backed Sunbird (yang kata seorang turis, bisa mengambang di udara seperti helikopter).
Dari beberapa perjalanan pengamatan burung yang saya lakukan di Pulau Waigeo, saya berhasil memotret semua burung yang telah saya saya sebutkan di atas.
Olive-backed Sunbird
Olive-backed Sunbird atau Yellow-bellied Sunbird artinya Burung Matahari Perut Kuning. Saya melihatnya saat sedang memakan sari madu bunga kelapa. Saat dia bertengger sejenak di tangkai buah, saya segera memotretnya.
Cendrawasih Wilson
Burung Cendrawasih Wilson ini termasuk sulit untuk bisa dilihat. Wisatawan yang ingin mengamatinya harus bangun pagi-pagi sekali sekitar jam 04.00 dan berjalan kaki mendaki gunung selama kurang lebih satu jam. Saya melakukannya saat memandu seorang wisatawan China dan dua orang pelancong Australia. Saat kami tiba di lokasi pengamatan, hujan deras tiba-tiba turun. Kami pun harus menanti selama 10 jam hingga sore hari untuk melihat burung tersebut. Dan akhirnya Wilson pun turun. Rasa lelah yang telah kami terima selama seharian penantian akhirnya terbayar sudah.
Pulau Waigeo dengan pantai pasir putih dan laut birunya yang jernih merupakan daerah yang layak dikunjungi oleh siapa saja yang tertarik untuk menikmati keindahan alam Papua Barat.
Pantai di Pulau Waigeo

Wisata ke Raja Ampat

Raja Ampat adalah salah satu destinasi wisata bahari yang terkenal tidak hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia. Para pengunjung yang berlibur ke sana kebanyakan adalah orang-orang yang ingin melihat pemandangan pulau-pulau, pasir pantai yang berwarna putih ataupun ikan dan terumbu karang yang berwarna-warni.
Pemandangan alam bahari Raja ampat
Pemandangan di Raja Ampat
Bagi wisatawan Indonesia, biaya perjalanan wisata ke Raja Ampat masih dianggap mahal. Namun demikian, hal ini bisa disiasati dengan berkunjung ke sana dalam rombongan kecil 4 sampai 10 orang. Dengan demikian biaya sewa speedboat atau longboat dapat dipikul bersama.
Pemandangan karst di Raja Ampat
Karst di Raja Ampat
Bagi mereka yang ingin menikmati aktivitas snorkeling, jangan lupa membawa peralatan yang sesuai seperti snorkel, mask, fins serta jaket khusus snorkeling yang berfungsi sebagai pelampung. Sebuah kamera bawah air juga diperlukan jika para pelancong ingin mengambil foto ikan dan terumbu karang.
Selama snorkeling, jangan menginjak terumbu karang karena hal tersebut bisa mengakibatkan rusaknya rumah ikan tersebut. Kamera bawah air yang bagus bisa pula dipakai untuk memotret pemandangan seperti gugusan pulau karst di Pianemo atau di Laguna Ikan.

Baca juga: