loading...

Wednesday, May 14, 2014

Menonton Burung Cendrawasih di Manokwari

Burung Cendrawasih atau yang disebut pula Burung Surga merupakan daya tarik wisata yang populer di Papua Barat. Burung ini memiliki bulu yang indah serta perilaku hidup yang unik. Banyak wisatawan dari berbagai penjuru dunia datang ke Manokwari - ibu kota Provinsi Papua Barat untuk mengamati burung Cendrawasih yang mulai mengalami kepunahan. Burung-burung lain seperti Taun-taun (rangkong), kakaktua putih, kakaktua raja, elang serta nuri, juga hidup di hutan hujan tropis yang ada di Gunung Sayori. Salah satu lokasi yang menjadi tempat menonton burung surga tersebut adalah di Kampung Warmarway yang letaknya kira-kira satu jam perjalanan dengan kendaraan bermotor dari kota Manokwari.
Burung Cendrawasih jantan biasanya mulai aktif berdansa untuk merayu burung betina di pagi hari kira-kira jam 6. Ketika burung-burung betina datang, mereka akan berdansa, bercumbu dan akhirnya kawin. Wisatawan yang ingin melihat burung-burung surga itu perlu membawa salah satu dari beberapa peralatan yang saya rekomendasikan berikut ini:
  • Teropong (binoculars) 
  • Kamera digital yang memiliki kemampuan super zoom. Tipe kamera murah yang bisa mengambil gambar dalam jarak jauh ada bermacam-macam. Beberapa di antaranya: Nikon Coolpix P900; Canon Powershot SX60 HS, atau Sony Cybershot DSC-H400 dan lain-lain
Untuk melihat burung surga berdansa, wisatawan perlu melakukan perjalanan sebagai berikut:
  1. Berangkat ke kota Manokwari - ibu kota Provinsi Papua Barat. Ada banyak tempat penginapan di kota ini salah satu di antaranya adalah: Penginapan Kagum yang harganya Rp. 150.000/kamar/malam
  2. Pergi ke terminal Pasar Wosi dan mencari angkutan umum yang menuju Kampung Warmarway. Perjalanan dengan kendaraan umum minibus akan memakan waktu selama kurang lebih 1 jam.
  3. Bertemu dengan pemandu lokal yang bernama Yunus Sayori (no hp: 081343316087).
  4. Bpk. Yunus akan memandu Anda menaiki lereng gunung selama kurang lebih 1 jam untuk mencapai tempat di mana burung Cendrawasih biasanya berkumpul untuk berdansa. 
Burung-burung lain yang sering dijumpai di hutan pinggir pantai dan pegunungan rendah antara lain taun-taun/ rangkong; kakaktua putih; kakak tua raja; kingfishers dan pinon imperial pigeon, dll.
Selain kegiatan menonton burung Cendrawasih, wisatawan bisa mendaki pegunungan Arfak untuk melihat berbagai jenis tumbuhan dan satwa yang hidup di dalamnya. Di Malam hari, Bpk. Yunus Sayori bisa meniru suara kuskus betina untuk menarik datangnya kuskus jantan. Siapkan kamera Anda untuk memotret binatang nocturnal (yang biasanya aktif di malam hari) ini. Ada pula jamur yang bercahaya. Jika ingin memotretnya, gunakan kamera D-SLR yang telah disetel untuk kondisi pemotretan macro dan malam. Perjalanan di dalam hutan Pegunungan Arfak ini akan menunjukkan kepada Anda betapa tingginya keanekaragaman hayati yang hidup di sana.
Berikut ini adalah harga-harga perjalanan:
  • Kendaraan umum dari Terminal Wosi ke Kampung Warmarway Rp. 30.000/ penumpang
  • Pemandu lokal (Bapak Yunus Sayori) Rp. 200.000/hari
  • Porter Rp. 150.000/ hari
  • Kontribusi untuk kas desa Rp. 50.000/hari
  • Menginap di tenda di hutan Rp. 50.000/ malam
  • Jika Anda menginap di rumah wisata yang terletak di pinggir pantai maka biayanya menjadi Rp. 100.000/orang/hari.
Anda bisa juga menikmati kegiatan snorkeling dan memancing di pantai. Semoga pengalaman melakukan kegiatan eko-wisata di Manokwari - Papua Barat semakin memperkaya kehidupan serta apresiasi Anda terhadap keindahan alam nusantara yang luas ini. artikel singkat ini ditulis oleh Charles Roring