loading...

Wednesday, March 18, 2020

Mengapa Wisatawan Ke Raja Ampat?

Sejak tahun 1990an wisatawan mulai berkunjung ke Raja Ampat. Dari tahun ke tahun, jumlah mereka bertambah banyak. Apa yang menarik di kabupaten kepulauan ini sehingga menyebabkan wisatawan mau ke sana? Jawabannya adalah sebagai berikut:
Keindahan Alamnya - Informasi di wikipedia menyebutkan bahwa ada lebih dari 1.500 pulau di Raja Ampat. Pulau yang besar antara lain Waigeo, Salawati, Misool dan Batanta. Ada juga gugusan pulau-pulau karang yang biasa disebut karst. Di internet, ketika kita mengetik Raja Ampat di mesin pencari Google, Bing atau Yandex, kita akan melihat gambar pemandangan alam bahari yang indah sekali. Pulau-pulau kecil yang ditutupi vegetasi hijau, dan dihiasi pantai pasir putih dan lautan biru merupakan salah satu daya tarik alam yang membuat banyak wisatawan domestik maupun manca negara yang ingin ke sana. Beberapa karst yang terkenal adalah Piaynemo, Wayag, Kabui, Insouduwer (laguna ikan) sekitar Pulau Waigeo serta Davalen, Dapunlol, dan Motnikalet di Kepulauan Misool.
Kabui karst di Pulau Waigeo Raja Ampat  foto oleh: Charles Roring
Kabui Karst di Raja Ampat
Keanekaragaman Hayati Terumbu Karang - Raja Ampat memiliki banyak sekali kawasan terumbu karang tempat hidup berbagai jenis ikan dan satwa laut lainnya. Halaman tentang Raja Ampat di Wikipedia menyebutkan bahwa ada 1.508 species ikan, 537 spesies koral, dan 699 spesies moluska. Ini adalah salah satu daya tarik utama bagi para wisatawan yang ingin menikmati aktivitas snorkeling, freediving dan scubadiving.
Ikan nemo badut di Terumbu Karang Raja Ampat
Ikan Nemo di Terumbu Karang Raja Ampat
Flora dan Fauna di Hutan Tropis - Pulau-pulau tropis di Raja Ampat masih ditutupi hutan hujan yang lebat. Ada banyak satwa yang tinggal di dalamnya. Mulai dari kepiting kenari yang tinggal di pesisir pantai hingga burung Cendrawasih Merah dan Cendrawasih Wilson atau juga bunga anggrek kelinci Dendrobium antennatum. Wisatawan pengamat burung semakin banyak yang berkunjungg ke Raja Ampat. Mereka ke sana untuk melihat burung  tropis seperti:
  • Spice Imperial Pigeon
  • Moustached Treeswift
  • Singing Starling
  • Jagal Papua
  • Swallow-Kayu Dada Putih (White-breasted Woodswallow)
  • Willy Wagtail
  • Elang Laut Perut Putih (White-bellied Sea Eagle)
  • Elang Brahminy (Brahminy Kite)
  • Mina Muka Kuning (Yellow-faced Myna)
  • Kakaktua Raja (Palm Cockatoo)
  • Kakaktua Putih (Sulphur-crested Cockatoo)
  • Nuri Bayan (Eclectus Parrot)
  • Kumkum (Pinon Imperial Pigeon)
  • Kumkum Putih (Pied Imperial Pigeon)
  • Raja Udang Pantai (Beach Kingfisher)
  • Raja Udang Paruh Kuning (Yellow-bellied Kingfisher)
  • Raja Udang Surga Umum (Common Paradise Kingfisher)
  • Kukabara Perut Merah Bata (Rufous-bellied Kookaburra)
  • Taun-taun (Blyth's Hornbill)
  • Mimic Meliphaga
  • Gagak Torres (Torresian Crow)
  • dan lain-lain
Burung Cendrawasih Wilson (Cicinnurus respublica)
Burung Cendrawasih Wilson
Keunikan Budaya - Masyarakat Papua yang tinggal di Raja Ampat memiliki adat istiadat yang unik. Kehidupan mereka sebagai nelayan dapat tercermin dalam berbagai gambar, motif ukiran yang mereka buat dalam berbagai perkakas kerja,  pagar, pintu dan dinding rumah maupun pintu gerbang kampung. Mereka memiliki tari-tarian dan baju adat yang menarik. 
Tarian penyambutan tamu di Raja Ampat
Penyambutan Tamu di Raja Ampat
Apakah Anda ingin berlibur ke Raja Ampat
Banyak hal yang bisa dilihat di Raja Ampat seperti keindahan alam karst, ikan yang berwarna-warni di terumbu karang, flora dan fauna di hutan tropis serta masyarakatnya yang ramah. Yang perlu dibawa ketika ke Raja Ampat:
  • Baju yang sesuai dengan iklim tropis dan suasana pantai seperti baju kaos berwarna cerah, celana pendek, sandal, topi
  • Minyak atau losyen pelindung kulit dari sengatan matahari
  • Minyak atau losyen anti nyamuk
  • Jika Anda ingin berenang dan snorkeling bawalah kostum renang, alat snorkeling (seperti masker, pipa napas atau snorkel, dan fin renang) Anda bisa beli di tokopedia atau lazada dengan kata kunci snorkeling set.
  • Jika Anda ingin memotret ikan dan terumbu karang, bawalah kamera yang tahan air seperti Nikon W300, atau kamera aksi seperti yang bermerek Gopro.
  • Jika Anda ingin menonton burung dan satwa liar di hutan, saya sarankan agar Anda membawa teropong dan kamera. Yang harganya terjangkau antara lain binocular Visionking 10×42mm dan kamera Canon SX50HS atau Nikon Coolpix P600 atau spesifikasi yang di atasnya.
Jika Anda tertarik untuk ke Raja Ampat dan membutuhkan seorang pemandu guna mengatur perjalanan Anda, silahkan menghubungi saya (Charles Roring) lewat email ke: peace4wp@gmail.com atau WA: +6281332245180.

Baca juga:

Tuesday, February 25, 2020

Burung Kumkum Papua

Ada beberapa jenis burung kumkum Papua yang dikenal umum di masyarakat. Salah satu yang terkenal adalah kumkum kelabu. Burung ini hidup di hutan hujan tropis Papua dari dataran rendah hingga ke kawasan pegunungan rendah. Nama ilmiahnya adalah Pinon Imperial Pigeon (Ducula pinon).
Burung Kumkum Kelabu (Pinon Imperial Pigeon)
Burung Kumkum Kelabu
Rata-rata melodi suara burung kumkum tidak serumit burung Jagal Papua yang juga dikenal dengan sebutan Hooded Butcherbird. Masyarakat lokal menembak burung kumkum dengan panah atau menjeratnya untuk dimakan. Maraknya perdagangan senapan angin di Papua membuat aktivitas perburuan burung kumkum kelabu semakin tinggi. Hal ini tentunya mengakibatkan terjadinya penurunan populasi kumkum kelabu dan berbagai spesies burung tropis lainnya yang menjadi sasaran pemburu.
Spesies lain yang gampang dilihat masyarakat adalah burung kumkum putih. Bahasa Inggrisnya Pied Imperial Pigeon. Burung ini banyak terdapat di pulau Waigeo di Raja Ampat. Terkadang burung kumkum putih sering terlihat bertengger di pohon yang sarat buah di tepi pantai.
Burung Kumkum Putih di Pulau Waigeo Raja Ampat
Burung Kumkum Putih
Karena sebagian besar hutan di wilayah Raja Ampat termasuk dalam kawasan konservasi maka segala jenis burung yang hidup di dalamnya dilindungi baik oleh pemerintah dan warga setempat. Wisata pengamatan burung di Papua menjadi salah satu sektor penggerak perekonomian masyarakat.
Merpati Hias - Beautiful Fruit Dove
Merpati Hias (Beautiful Fruit Dove)
Ada juga burung Kukum Knob yang dalam bahasa Inggris disebut Spice Imperial Pigeon. Burung ini hidup di pulau-pulau kecil yang bertebaran di Kepulauan Raja Ampat. Burung ini ukurannya mirip dengan kumkum kelabu tetapi memiliki tonjolan di atas pangkal paruhnya. Saya sering melihat burung kumkum spice ini saat memandu wisatawan ke Raja Ampat. Karena burung kumkum suka bertengger di dahan pohon yang tinggi maka untuk melihatnya, kita perlu menggunakan spotting scope atau teropong (binoculars).
Hutan Papua adalah kawasan yang sangat kaya dengan berbagai spesies burung tropis baik yang berbulu indah, dan bersuara merdu. Dewasa ini aktivitas wisata pengamatan burung semakin didukung oleh pemerintah sebagai salah satu cara untuk menciptakan lapangan kerja sekaligus membantu masyarakat dalam melestarikan hutannya.
Jika Anda tertarik untuk berkunjung ke Papua Barat untuk nonton burung, silahkan menghubungi saya (Charles Roring) dengan email ke: peace4wp@gmail.com atau whatsapp: +6281332245180.

Friday, November 15, 2019

Wisata Nonton Burung Surga di Hutan Papua

Wisata pengamatan burung Cendrawasih kuning
Burung Cendrawasih
Hutan hujan tropis Papua adalah habitat alami bagi berbagai jenis burung surga seperti Burung Surga Raja atau King Bird of Paradise; Burung Cendrawasih Kuning Kecil atau Lesser Birds of Paradise serta Toowa Cemerlang atau Magnificent Riflebird.  Burung-burung ini menjadi target utama bagi para wisatawan yang suka dengan aktivitas penjelajahan hutan, pengamatan burung dan satwa liar. 
Burung surga yang saya sebutkan di atas memiliki warna bulu yang indah serta bisa menari di dahan pohon. Biasanya mereka aktif di pagi hari dari jam 6 sampai 9 pagi serta di sore hari dari jam 3 sampai 5 sore. 
Ada beberapa lokasi pengamatan yang kerap dikunjungi oleh wisatawan di Provinsi Papua Barat. Dua di antaranya adalah Hutan Susnguakti di Manokwari serta hutan Ayapokiar di Pegunungan Tambrauw. 
Wisatawan yang hendak mengamati burung Cendrawasih biasanya membawa teropong (binocular). Untuk memotret burung di pepohonan yang tinggi, mereka membawa kamera yang dilengkapi lensa telefoto. 
Karena burung cendrawasih adalah satwa yang dilindungi oleh undang-undang maka para wisatawan tidak diperkenankan untuk membeli/ memburu burung tersebut. 
Selain burung surga atau burung cendrawasih, wisatawan yang menjelajahi hutan hujan tropis Papua bisa juga melihat spesies burung lain seperti:
  • Kakaktua Putih (Sulphur-crested Cockatoo)
  • Kakaktua Raja (Palm Cockatoo)
  • Eclectus Parrot
  • Luri Kepala Hitam (Black-capped Lory)
  • Raja Udang Paruh Kuning (Yellow-billed Kingfisher)
  • Raja Udang Biru Hitam (Blue-black Kingfisher)
  • Jagal Papua (Hooded Butcherbird). Burung ini, ketika sedang menyanyi, memiliki suara yang merdu sekali.
  • Parrot Pipi Merah (Red-cheeked Parrot), dan masih banyak lagi.
Ketika menjelajah hutan, para wisatawan hendaknya dipandu oleh pramuwisata setempat atau warga kampung yang mengerti benar tentang kondisi hutan tersebut. Jas hujan, tas yang berisi makanan ringan, biskuit, air minum serta lotion anti nyamuk perlu dibawa. 
Agar biaya perjalanan per orang menjadi lebih murah, ada baiknya jika wisatawan datang dalam jumlah sekitar 4 orang supaya biaya transportasi, bahan makanan dan jasa pemandu menjadi lebih murah. 
Semoga setelah membaca artikel pendek ini, Anda menjadi semakin tertarik dengan wisata pengamatan burung surga di Papua. 

Baca juga:

Saturday, July 27, 2019

Jelajah Pesisir Manokwari dengan Wisatawan Belanda

Ikan Nemo dan Ikan Tiga Spot Dascyllus
Beberapa hari yang lalu, saya berkesempatan untuk menemani 4 wisatawan Belanda untuk melihat keindahan alam pesisir kota Manokwari. Kami mulai di pagi hari pada jam 09.00 dari Hotel Triton. Dengan naik ojek, kami berangkat menuju Pantai Aipiri yang terletak di sebelah utara kota. Perjalanan memakan waktu kurang lebih 15 menit. Ketika tiba di lokasi suasana kampung Aipiri masih sunyi. Kami mulai menyusuri kawasan pesisir pantai dengan berjalan kaki. Jalanan yang kami lalui tidaklah beraspal dan banyak ditumbuhi oleh semak belukar. Sekali-sekali terdengar suara burung di pepohonan. Ada juga kupu-kupu kecil yang menghisap nektar bunga-bunga liar yang tumbuh di kedua sisi jalan. Setelah berjalan kurang lebih 15 menit, jalan yang tadinya rata mulai berubah mendaki. Kemiringannya agak terjal dan licin ditumbuhi lumut. Mungkin sudah lama tidak digunakan. Kendaraan roda empat seperti Toyota Avanza atau Inova yang mau lewat sini pasti tidak bisa tembus.
Di kedua sisi jalan, warga kampung Aipiri menanam pepaya, pisang, mangga, dan tanaman pertanian lainnya. Kami terus berjalan hingga dipuncaknya. Dari kejauhan nampak Samudra Pasifik yang saat itu lautnya sedang teduh. Saat menuruni bukit, jalannya rusak berat. Untung saja kami tidak sedang naik kendaraan bermotor sehingga tidak mengalami kesulitan berarti saat melewatinya. Hanya kendaraan 4wd (four wheel drive) seperti Toyota Hilux, Mitsubishi Triton atau Ford Ranger yang bisa menjelajahi dengan kondisi terjal dan rusak seperti ini.
Tak lama kemudian kami lewat di kawasan perkebunan kelapa. Pohonnya sudah tinggi sekali dan perlu peremajaan. Setelah itu kami memasuki wilayah kampung bakaro yang terletak di sebuah teluk berair tenang. Kampung ini terkenal dengan obyek wisata pemanggilan ikan.
Kami berjalan menuju pantai Bakaro. Para wisatawan Belanda yang masih muda itu mengganti pakaian mereka dengan baju renang dan langsung berjalan ke laut. Mereka berenang dan snorkeling. Saya bergabung dengan mereka kira-kira 1 jam kemudian setelah peralatan snorkeling yang saya pesan tiba. Ada 3 buah peralatan snorkeling yang tersedia di dalam tas milik saya tersebut. Para wisatawan Belanda tersebut mengikuti saya berenang ke kawasan terumbu karang. Ada ikan striped-surgeonfish, butterflyfish, parrotfish, damsel dan berbagai ikan laut lainnya yang kami lihat saat berenang di Pantai Bakaro.
Saya membawa kamera bawah laut Nikon AW 130. Saya kemudian menyelam hingga ke kedalaman sekitar 2 meter untuk memotret ikan-ikan itu. Spesies nemo yang saya lihat di terumbu karang Bakaro adalah Red and Black Anemonefish. Ada juga ikan Three-spots Dascyllus yang hidup berdampingan dengan nemo-nemo itu.
Bersama Wisatawan Belanda

Di siang hari, kami beristirahat dengan minum air putih dan makan biskuit. Selanjutnya kami melanjutkan perjalanan kami ke Pulau Mansinam dengan taksi air. Selama berada di pulau itu kami melihat monumen pendaratan Ottow Geissler yang terletak di pinggir pantai. Saya memberikan sedikit penjelasan tentang bagaimana para utusan Zending berlayar dari Belanda hingga tiba di Pulau Mansinam. Kamimjuga berjalan kami hingga ke puncak pulau yang ada patung Yesus. Setelah itu kami ke pantai Air Salobar. Teriknya matahari membuat kulit para wisatawan Belanda itu memerah. Saya bertanya pada mereka apakah sudah mengoleskan sun-block lotion di kulit mereka. Para wisatawan itu menjawab ya. Namun mereka tidak yakin bahwa lotion itu cukup efektif melindungi kulit orang Eropa yang lebih sensitif terhadap sinar matahari.
Ketika hari sudah sore, kami kembali lagi ke hotel Triton. Perjalanan sore itu sangat menyenangkan buat para wisatawan Belanda tersebut. Saya pun mengucapkan selamat tinggal pada mereka dan pulang ke rumah. Keesokan harinya, para wisatawan Belanda itu melanjutkan perjalanan wisata mereka ke kota lain dengan naik pesawat.

Thursday, July 25, 2019

Wisata Snorkeling di Raja Ampat

Foto bawah laut terumbu karang dan ikan di Pulau Waigeo
Terumbu karang di Raja Ampat
Raja Ampat adalah destinasi wisata bahari yang sudah terkenal di seluruh dunia. Para wisatawan yang berkunjung ke sana, kebanyakan ingin menikmati kegiatan snorkeling atau selam skuba di pulau-pulau tropis yang bertaburan di seantero kepulauan Raja Ampat.
Karena selam skuba memerlukan lisensi khusus maka banyak wisatawan Indonesia yang memilih snorkeling untuk bisa melihat keindahan terumbu karang, ikan yang berwarna-warni serta hewan laut lainnya seperti cacing pohon natal atau bintang laut.

Sunday, July 21, 2019

Jalan Kaki Menyehatkan Tubuh Kita

Olah raga yang murah dan menyehatkan adalah jalan kaki
Jalan kaki di hutan Papua
Saya sering jalan kaki baik saat bekerja mengantar wisatawan atau ketika sedang berolah-raga. Karena pekerjaan saya adalah seorang pramuwisata maka saya terkadang harus mengantar tamu di hutan atau di jalan-jalan sepi yang ada pepohonannya. Tujuan utama dari kegiatan jalan di alam atau di tepi hutan adalah untuk mengamati burung. Jika saya atau wisatawannya melihat burung di pepohonan maka kami akan berhenti sejenak untuk mengamatinya dengan binoculars atau dengan spotting scope. Kadang-kadang saya harus memotret burung itu dan mengidentifikasi nama spesiesnya.

Sunday, July 7, 2019

Wisata Nonton Burung di Waigeo Raja Ampat

Burung Bidadari Waigeo
Burung Surga Merah (Paradisaea rubra)
Tadi pagi subuh, saya dan 2 orang wisatawan Amerika, Bpk. Bruce and Ibu Paige Harvey berangkat dari bandara internasional Sultan Hasanuddin Makassar ke kota Sorong di Provinsi Papua Barat. Jam 03.30, kami naik pesawat Bombardier CRJ 1000 Next Generation yang dioperasikan oleh maskapai Garuda. Pelayanan di dalam pesawat sangat bagus. Nasi ayam yang masih hangat dan puding yang disajikan kepada para penumpang sangatlah lezat. Setelah tiba, kami masih singgah sebentar di hotel Swissbel untuk menikmati sarapan. Saya memilih buah melon, dan semangka serta jus buah guava sebagai menu utama karena saya perlu meningkatkan data tahan tubuh. Buah-buah itu mengandung Vitamin B6, Vitamin C, dan Vitamin K serta zat besi, mangan dan magnesium yang diperlukan tubuh untuk menjaga stamina agar tetap prima.
Setelah itu, kami berangkat menuju Waisai dengan kapal cepat. Waktu tempuh adalah sekitar dua jam. Pada mulanya cuaca cukup cerah dan laut tenang. Saat kapal mendekati pulau Waigeo, laut mulai bergelombang dan kapal terasa bergoyang agak kuat. Untung saja tidak lama kemudian kami merapat di pelabuhan. Staff Raja Ampat Dive Resort (RADAR) sudah menunggu di dermaga untuk menjemput kami. 
Tujuan utama kami ke Raja Ampat adalah untuk menonton burung. Oleh karena itu, segera setelah menaruh tas di kamar, saya sudah siap di lobi resort untuk memandu mereka. Ternyata hanya Ibu Paige yang ingin sekali untuk menonton burung tropis Papua. Bapak Bruce lebih memilih beristirahat sambil membaca buku di pelataran resort yang menghadap ke laut.
Helmetted Friarbird
Helmetted Friarbird
Saya membawa laser pointer, spotting scope, binocular dan buku panduan lapangan: Birds of New Guinea karangan Thane K. Pratt dan Bruce Beehler. Kami mulai berjalan sepanjang pantai ke arah timur. Kurang dari 3 menit, kami sudah mendengar suara wus... wus... wus... di antara pepohonan tinggi. Ternyata dua ekor burung taun-taun (Blyth's hornbill) terbang meninggalkan dahan tempat mereka bertengger setelah mendengar suara kami. 
Kami pun terus berjalan sepanjang tepian pantai yang mulai berubah komposisinya menjadi lebih berbatu-batu. Di udara tiba-tiba saja kami melihat dua ekor burung, yang kecil berwarna hitam bernama Willie Wagtail dan yang lebih besar sayapnya coklat adalah Brahminy Kite. Willie Wagtail sedang mengejar atau mengusir Brahminy Kite. Mungkin sang Willie Wagtail yang bertubuh kecil berusaha untuk melindungi anaknya dari serangan sang predator. Saat menyusuri jalan setapak menuju jalan raya, kami melihat Helmetted Friarbird dan Oriental Dollarbird. Ada juga beberapa ekor kakaktua jambul kuning (Sulphur-crested Cockatoo) yang berteriak-teriak dari cabang pohon yang tinggi di kejauhan. Untuk melihat mereka, saya memasang spotting scope. 
Para pengendara sepeda motor memberi sapaan "Hello Mester" kepada kami. Ada beberapa anak Papua yang sedang duduk di rumah kebun yang terletak di sebuah bukit di pinggir jalan. Rumah kebunnya belum selesai - masih berupa rangka dan lantai kayu. Saya dan ibu Paige singgah sejenak. Ada pohon mangga dan beberapa pohon lainnya di sekitar rangka rumah tersebut. Kami beristirahat sambil menikmati hembusan angin dan bayangan teduh yang disediakan oleh pohon-pohon di sekitar kami. Ibu Paige memberitahuku bahwa di depan kami, di pucuk bambu yang berada di lereng bukit, ada seekor burung yang bertengger dengan tenang. Ukurannya kecil. Saya mengangkat binocular untuk melihatnya. Ternyata itu adalah burung White-breasted Wood-Swallow. Burung-burung seperti Eastern Osprey, Eclectus Parrot, terbang cepat di sela-sela pohon. Sepuluh menit kemudian, kami sudah mulai lagi berjalan, di puncak bukit kami melihat burung Oriental Dollarbird. Suhu udara semakin terasa panas dan kami tidak membawa air minum. Akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke resort. Masih di dekat puncak bukit ada pohon yang berbuah lebat. Ukuran buahnya kecil seperti kelereng serta kebanyakan berwarna merah. Beberapa ekor burung hinggap di pohon itu. Ternyata mereka adalah Hooded Butcherbird yang sangat terkenal dengan suaranya yang merdu. Warnanya hitam dan putih serta warna paruh yang abu-abu.
Sulphur-crested Cockatoo (kakaktua jambul kuning)
Kakaktua Jambul Kuning
Setelah tiba di Raja Ampat Dive Resort, kami beristirahat selama 2 jam. Sore harinya, pada pukul 17.00, kami jalan birding lagi. Ada sejumlah spesies tambahan yang berhasil kami lihat seperti sepasang Pinon Imperial Pigeon yang lagi bersayang-sayangan di ujung cabang pohon, serta Rufuous-bellied Kookaburra yang indah sekali. Sayapnya biru, dada dan perutnya berwarna merah. Paruhnya putih. Ketika matahari telah hilang dari cakrawala, kami pun bersiap-siap pulang. Seekor Kakaktua Raja (Palm Cockatoo) terbang ke arah barat, seakan memberi tanda bahwa sebentar lagi malam segera tiba. Kami pun pulang ke resort dengan hati senang.
Hari berikutnya, kami melakukan penjelajahan hutan di pagi hari mulai dari jam 05.00 hingga jam 11.00. Kami berhasil melihat burung Cendrawasih Merah (Paradisaea rubra). Orang menyebutnya juga burung Bidadari Raja Ampat.

Saturday, July 6, 2019

Bandara Sultan Hasanuddin Makassar

Bandara Internasional Sultan Hasanuddin
Bandara Sultan Hasanuddin
Saat ini saya sedang berada di Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin di kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. Sebenarnya bandara ini terletak di Kabupaten Maros. Di zaman orde baru, nama kota Makassar adalah Ujung Pandang. Nama Sultan Hasanuddin diambil dari seorang pahlawan nasional Indonesia yang berjuang melawan penjajah Belanda.
Bandara Internasional Sultan Hasanuddin adalah salah satu lapangan terbang tersibuk di kawasan tengah dan timur Indonesia. Maskapai penerbangan nasional seperti Garuda, Sriwijaya, Batik, Lion Air, Wings, yang menerbangkan pesawatnya di sini.

Tuesday, June 18, 2019

Berlibur ke Raja Ampat

Raja Ampat adalah sebuah kabupaten kepulauan di Provinsi Papua Barat. Ada lebih dari seribu pulau besar dan kecil di wilayah itu. Gugusan pulau karst dan pantai-pantainya yang berpasir putih menjadikan Raja Ampat sebagai daerah tujuan wisata bahari yang terkenal baik di Indonesia maupun di seluruh dunia.
Untuk pergi ke Raja Ampat, Anda bisa berangkat dengan pesawat dari daerah masing-masing dengan tujuan kota Sorong. Jika terbang dari Jakarta atau kota-kota besar lainnya di Pulau Jawa, Anda bisa naik pesawat Garuda, Batik atau Sriwijaya. Ketika tiba di Sorong, Anda bisa melanjutkan perjalanan dengan taksi bandara ke Pelabuhan Rakyat. Selanjutnya perjalanan ke Raja Ampat bisa dilakukan menggunakan kapal cepat. Harga tiket sekitar 100,000 per orang untuk kelas biasa dan sekitar 225 ribu untuk kelas VIP. Perjalanan dari Sorong ke Waisai menghabiskan waktu kurang lebih 2 jam.

Saturday, December 8, 2018

Wisata Bahari di Raja Ampat

Kepulauan Raja Ampat di Provinsi Papua Barat adalah salah satu destinasi wisata bahari yang terpopuler di Indonesia. Keindahan terumbu karang dan keanekaragaman biota lautnya menurut para ahli adalah yang tertinggi di dunia. Ada ribuan spesies ikan dan hewan laut lainnya yang hidup di perairan Raja Ampat. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika banyak sekali penikmat wisata bahari dari berbagai negara yang suka ke Raja Ampat. Mereka ke sana untuk berenang, snorkeling dan menyelam. Banyak juga wisatawan domestik yang suka ke sana untuk melihat pemandangan pulau-pulau hijau di perairan berwarna turquoise yang indah sekali.
Wisata Bahari keliling Raja Ampat
Wisata Bahari Keliling Raja Ampat
Ada sekitar 610 pulau di kabupaten maritim ini. Jika ditambah dengan gugusan karang yang kecil-kecil maka jumlahnya bisa mencapai lebih dari 1500 buah. 
Untuk melihat keindahan alam bahari Raja Ampat, para pelancong memerlukan perahu motor. Harga sewanya relatif mahal karena bahan bakar harus diambil dari kota Sorong atau Waisai yang jauh sekali jaraknya. Agar biaya wisata ke Raja Ampat lebih murah, kebanyakan wisatawan pergi secara berkelompok dengan jumlah sekitar 8 sampai 10 orang. Ada banyak penginapan sederhana yang tersedia di berbagai pulau di sana seperti Waigeo, Gam, Kri, Mansuar, Batanta, Salawati hingga Misool. Kebanyakan penginapan itu dikelola oleh masyarakat setempat. Ada juga resort dengan kamar yang mewah dibangun di pesisir pantai. Harganya lumayan mahal karena dikelola secara profesional oleh perusahaan-perusahaan milik swasta nasional dan manca negara.
Keliling Pulau-pulau Karst di Teluk Kabui
Pulau-pulau Karst di Kepulauan Raja Ampat
Bagaimana ke Raja Ampat
Caranya mudah saja. Pertama-tama Anda berangkat dari kota Anda ke Sorong. Ada penerbangan reguler yang di sediakan oleh maskapai penerbangan milik pemerintah maupun swasta ke kota Sorong seperti Garuda, Sriwijaya, Batik, Nam, Lion Air. Setelah tiba di bandara Domine Eduard Osok, wisatawan perlu ke Pelabuhan Rakyat untuk naik kapal cepat ke Waisai (ibu kota kabupaten Raja Ampat).
Dari Waisai, wisatawan bisa melanjutkan perjalanan ke pulau-pulau sesuai dengan yang diinginkan. Ada banyak sekali pantai, kampung, atau pulau yang bisa dikunjungi. Untuk memotret pemandangan indah, wisatawan bisa ke Pasir Timbul, Wayag, Piaynemo, Laguna Ikan, Arborek serta Teluk Kabui.
Bagi para pelancong yang punya duit lebih, perjalanan ke Misool atau Kofiau juga bisa dilakukan.

Tempat Menginap
Raja Ampat Flow (RAFLOW) Resort yang terletak sekitar 20 menit berkendara dari Pelabuhan Waisai adalah tempat yang bagus sekali untuk menginap. Ada 15 bungalow dan 5 kamar standard tersedia untuk wisatawan yang ingin berlibur di Raja Ampat.
RAFLOW Resort menyediakan pula peralatan snorkeling seperti mask, snorkel, serta pelampung yang bisa dipakai oleh tamu yang ingin menikmati snorkeling. 
Menikmati Keindahan Alam
Para pelancong yang ingin melihat keindahan dunia bawah laut di Raja Ampat bisa menikmati wisata renang snorkeling di kawasan terumbu karang. Harap membawa masker, pipa bernafas (snorkel), serta kaki bebek (fins) sendiri. Sebuah kamera aksi yang kedap air seperti GoPro atau Brica B-Pro5 akan sangat bermanfaat untuk memotret ikan, bintang laut, anemone dan ribuan jenis ikan dan satwa laut lainnya. 
Hutan hujan tropis di Raja Ampat merupakan habitat alami bagi berbagai spesies burung. Ada Kakaktua Raja, Kakaktua Putih, Eclectus Parrot, Raja Udang Paruh Kuning, Raja Udang Pantai dan lain-lain. Untuk menontknnya, wisatawan perlu binocular dan kamera telefoto seperti Nikon P900 dan Nikon P1000. 
Booking
Jika Anda berminat untuk berwisata ke Raja Ampat untuk melihat keindahan alam baharinya dan membutuhkan saya sebagai pemandu wisata. Silahkan menghubungi saya lewat email: peace4wp@gmail.com atau whatsapp: +6281332245180.
Baca juga: