loading...

Saturday, November 10, 2012

Mengagumi Goresan Pastel Hofker di Neka Art Museum

Ubud kota Seni
Wisata seni dan budaya adalah andalan kota Ubud. Senang sekali saya berada di sana karena hobi saya adalah menggambar dan melukis. Selama jalan-jalan keliling Bali, lebih lama waktu saya habiskan di galeri dan museum lukisan yang ada di kota itu. Salah satu yang saya kunjungi adalah Neka Art Museum yang terletak di Jalan Raya Campuhan. Di sini, saya menghabiskan waktu kurang lebih 5 jam. Di antara semua seniman yang karyanya saya amati, ada satu yang benar-benar menarik perhatian saya. Dia adalah Willem Gerard Hofker. Seorang pelukis Belanda yang tinggal lama di Bali sebelum Perang Dunia II. Perhatian saya yang demikian besar pada karya-karya pastel Hofker mungkin disebabkan oleh hobi saya yang juga adalah menggambar. Kalau Hofker menggunakan media pastel maka saya memakai pensil warna cat air dari Derwent. 
Hofker masternya figure drawing
Hofker memang sangat piawai dalam menggores pastel di atas kertas. Warna-warna yang dia gunakan juga sangat seimbang dengan suasana alam dan manusia yang sebenarnya. Boleh saya katakan bahwa Willem Gerard Hofker adalah master dalam membuat gambar manusia (figure drawing). Dalam dunia seni lukis/ gambar, subyek yang paling sulit dibuat di atas kertas adalah manusia. Bila kita menggambar hewan atau tumbuhan, kesalahan kecil yang kita buat tidak mudah diketahui orang sedangkan bila yang kita gambar adalah manusia akan sangat mudah dikenali orang. Contohnya, kalau tangan yang digambar terlalu panjang, pasti yang melihat lukisan itu bakal berkata, "lukisan itu belum sempurna, tangannya kepanjangan." Padahal bisa saja sang pelukis bermaksud membuat demikian untuk alasan-alasan tertentu seperti mengritik atau membuat gambar kelihatan lebih lucu.
Lukisan Pastelnya Puitis dan Romantis
Kebanyakan karya Hofker berkaitan dengan kehidupan wanita-wanita Bali sehari-hari. Kebanyakan karya gambarnya itu mengambil suasana ritual di mana gadis-gadis Bali sedang bersiap-siap untuk membuat persembahan kepada Sang Pencipta. Contohnya, Sesajen di Tempat Suci yang ia buat pada tahun 1938.  Gambar manusia yang digoresnya dengan pastel ini begitu seimbang dan penuh detail serta puitis. Di situ nampak seorang wanita muda Bali dengan pakaian adatnya sedang bersiap-siap untuk mengikuti upacara di pura.  Sekarang karya-karya pastel dari Hofker tersebut banyak yang dicari oleh kolektor seni. Mereka berani membayar dengan harga ratusan atau bahkan milyaran rupiah untuk satu buah lukisannya. Oleh karena itu, demi menghormati sang seniman, sengaja foto lukisannya yang ada di blog ini saya beri watermark namanya secara samar-samar.
Lokasi di mana karya-karya Hofker dipajang di Neka Art Museum agak tersembunyi yakni di lantai dua gedung yang terakhir memajang lukisannya. Oleh karena itu banyak wisatawan yang melewatkannya. Mungkin sengaja taruh di lantai 2 untuk memungkinkan para penikmat seni mengamati karya lukisan pastelnya dengan tenang sambil berkontemplasi dengan suasana alam pedesaan Bali di zaman dulu yang indah dan permai. 

No comments:

Post a Comment